Kamis, 31 Desember 2015

Resensi Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong



A.      Identitas Buku
Judul                                            : Chairul Tanjung si Anak Singkong
Nama Pengarang                       : Tjahja Gunawan Diredja
Nama dan Kota Penerbit           : PT Kompas Media Nusantara, Jakarta
Edisi Penerbitan                         : Juni 2012
Tebal Buku                                 : xvi + 384 hal.
Kertas                                          : Buram bergambar
Harga Buku                                : 650000

B.     Pendahuluan
            Buku ini mengisahkan penggalan perjalanan pahit getir dan jatuh bangunnya chairul tanjung dengan kata lain ct jadi entrepreneur yang meniti usaha dari 0 tanpa sarana dari pemerintah.
Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan usia Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas usahanya. Buku setebal 384 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas (PBK). Biografi Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, CT mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya, termasuk CT. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.
Awal cerita dari buku ini mengisahkan tentang suatu moment yang sangat berkesan buat Chairul Tanjung (CT) dimana ia diberitahukan oleh ibunya bahwa uang kuliah yang telah di berikan kepadanya adalah uang hasil menjual kain halus. Mengetahui hal tersebut maka ia pun kemudian bertekad untuk tidak lagi membebankan  ke dua orang tuanya dan akan membiayain diri sendiri kuliahnya di FKG UI yang saat kejadian itu masih duduk di semester 1.
 Cerita ini pun berlanjut melihat masa lalunya yang sebenarnya juga bukan dari kalangan orang berada, karena sebelumnya mereka sempat mempunyai beberapa perusahaan percetakan dan showroom mobil. Namun karena tidak setuju dengan pemerintahan orde baru maka usaha yang mereka jalanin seblumnya pun menjadi bangkrut, dan mereka pun tinggal di sebuah  gang yang bernama gang Abu, Jakarta Pusat.Tuturnya, pada th. 1970-an, adalah satu diantara lokasi terkumuh di jakarta. Jalanan tanah, becek, dan banjir saat hujan. Semua tempat tinggal di lokasi ini adalah tempat tinggal petak kecil, beratap pendek, dinding tambal sulam, dan tidak ada bangunan bertingkat.
Pada kalimat-kalimat selanjutnya lebih banyak menggembirakan bagi mereka yang ingin mengetahui bagaimana kisah CT membangun kerajaan bisnisnya, karena setelah berkisah tentang keluarganya, ia mulai berkisah bagaimana ia memulai bisnisnya di bawah tangga kampus UI yang waktu itu masih di Salemba dengan membuka usaha foto copy di kampusnya. Lantas masuk ke bisnis alat-alat kedokteran gigi buat memenuhi keperluan rekan-rekannya.
 Cerita yang ia sampaikan walaupun terkesan melompat-lompat menurut saya  tampaknya banyak moment berkesan yang ingin ia sampaikan pada saat awal ia membangun karir nya. Moment membangun karir inilah yang kemudian menjadi salah satu bagian yang cukup banyak dibahas mulai dari bagaimana ia berhubungan baik dengan para petinggi kampus, sehingga sedikit banyak usahanya menjadi lancar sampai bagaimana ia membagi waktu diantara belajar sebagai mahasiswa, memulai bisnis dan kehidupan kesehariannya dimana ia menggambarkan diri sebagai seorang yang simpel dan mempunyai banyak teman. Bagian selanjutnya dari buku ini menceritakan   proses pengambil alihan Bank Karman yang kini menjadi Bank Mega yang menjadi titik besar bagi  usahanya, hingga membangun Trans TV, kemudian membeli Tv7 dan mengubah namanya menjadi  Trans 7 dan  pembelian saham Carrefour pun ia jelaskan di buku ini.

C.    Kepengarangan

a.       Latar Belakang  
Tjahja Gunawan Diredja dikenal sebagai wartawan Kompas ia merasa tidak percaya seketika disuruh untuk menulis buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong yang merupakan biografi dari Chairul Tanjung. Dan biografi Chairul Tanjung ini baru bisa ditulis setelah dia berusia 50 tahun. Sementara keberadaan Chairul Tanjung di dunia bisnis sudah sangatlah lama. Akhirnya pada tahun 2010, Tjahja Gunawan Diredjamemberanikan diri untuk memulai menulis sebuah kisah perjalanan si Anak Singkong yang meniti usaha dari nol sampai besar seperti sekarang.
Metode penulisan biografi ini tidak semata-mata wawancara langsung dengan Chairul Tanjung, tetapi Tjahja Gunawan Diredja mengawalinya dengan kegiatan survei ke tempat Chairul Tanjung waktu kecil.Kemudian juga mewawancarai sejumlah teman Chairul Tanjung sewaktu masa SMP, SMA, hingga teman kuliah di FKG-UI, beberapa pengamat ekonomi, dan narsum/narasumber lainnya. Tjahja Gunawan Diredja juga tidak sekedar menulis, tetapi ia juga mendapatkan soul dari setiap kisah perjalanan Si Anak Singkong ini. Tidak lupa Tjahja Gunawan Diredjajuga mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bangun dan teman-teman di redaksi Kompas yang telah memberikan kesempatan kepada Tjahja Gunawan Diredja untuk bisa menulis buku ini. 

b.      Karier Kepenulisan        
       Bergabung dengan harian Kompas sejak tahun 1990. Pernah ditugaskan di Bandung, Surabaya, dan Tangerang. Mendirikan Forum Wartawan Independent (FOWI) di Bandung

c.       Karya-karyanya 
Karya-karya yang dihasilkan Tjahja Gunawan Diredja dalam bidang kesastraan tentang penulisan buku mungkin hanya ini yang pertama, karena Gunawan Diredja merupaka seorang wartawan jadi hal hasil tulisannya bukan dalam bentuk buku tapi dalam bentuk berita.

d.      Gaya Pengarang 
Dalam menulis buku ini Tjahja Gunawan Diredja menuruti keinginan dari Chairul Tanjung, sementara gaya bahasa yang disukai Chairul Tanjung adalah gaya sastrawan Ramadhan K.H. (almarhum). Oleh karena itu, tulisan ini kemudian disusun dengan gaya bahasa formal, bertutur, dan disertai sikap rendah hati.

D.    Keunggulan
                  Kelebihan buku ini adalah disusun dengan bahasa yang sederhana, bertutur, disertai sikap rendah hati sehingga dapat dengan mudah dipahami banyak kalangan. Selain itu kisah yang disajikan merupakan faktual, penuh motivasi, religius, dan jiwa enterpreuner yang ada pada sosok CT menbuat buku ini lebih menarik untuk dibaca. Dari setiap kalimat yang ada saya atau anda yang membaca bahwa melalui buku ini CT ingin mengajak setiap orang yang membaca bukunya untuk kurang lebih mengikuti jejaknya sebagai pengusaha, karena setidaknya ada tujuan yang jelas ingin ia sampaikan terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia yang sedang berkembang pesat ini.
 Pada buku ini tampaknya beliau juga ingin berbagi salah satu filosofi/ideologi yang menjadi kebanggannya yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN TETAPI KARENA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" .
Hal lain yang menjadi keunggulan dalam buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang di luar sana yang berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya perjuangan beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya dengan awal kehidupan dari nol hingga akhirnya menjadi seorang yang sukses sekarang  dibidangnya,


E. Kelemahan
Meskipun tampak sempurna namun buku ini mempunyai beberapa kekurangan tentang mahalnya buku ini dan terlalu tebal sehingga pembaca dari kalangan menengah ataupun kalangan kebawah enggan membeli buku ini, dan  cetakannya pun hanya menggunakan kertas buram dan tipis yang muda tersobek dan gambar-gambar yang dibuat  tidak terlalu terlihat lebih  jelas dan kurang menarik. Seharusnya dengan harga yang mahal tersebut pembaca bisa mendapatkan buku yang sebanding dan sepadan dengan harga yang diberikan, dengan kualitas cetakan yang baik, sehingga gambar-gambar yang ditampilkan akan semakin menambah daya tarik pembaca.
Buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong ini bila dibandingkan dengan buku yang sejenis lainnya lebih menarik dikarenakan isinya yang memberikan banyak motivasi dalam kehidupan  mengikuti jejak kesuksesan Chairul Tanjung yang dirintis dari nol sampai besar seperti sekarang.

E.     Kesimpulan dan Saran
CT mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan salah satunya adalah Ibu “bagi saya ibu adalah segalanya’. CT percaya bahwa surga ada di telapak kaki Ibu “Bila kita benar-benar berbakti kepada Ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia” demikian CT berpendapat.
Dan Dari isi buku ini dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai kesuksesan memang memerlukan perjuangan yang sangat keras, doa, tawakal dan sungguh-sungguh dalam menjalaninya. Keridho’n dari orang tua akan mengantarkan kita pada kesuksesan yang luar biasa.
Sebaiknya untuk menarik minat para pembaca terhadap buku ini, lebih baik jika cetakannya menggunakan kertas yang berkualitas baik agar hasil cetakannya bagus, dan gambar-gambar yang ada sedikit diberi warna-warni agar tampak bagus dan  tidak hanya warna hitam saja. Jika pembaharuan terhadap cetakan itu bisa dilakukan maka harga buku mahal pun tidak lah bermasalah asalkan setimpal dengan hagar yang udah diterapkan.

1 komentar:

  1. isi resensi ini copy paste dari blog http://miftadwi53.blogspot.co.id/2013/11/resensi-buku-chairul-tanjung-si-anak.html
    Seharusnya kasih kutipan, kamu mengambil resensi ini dari mana. Jika tidak, kamu plagiat. Pencuri ide kreatif orang.
    Jadilah pelajar yang menghargai hasil pemikiran orang lain.

    BalasHapus

Tugas Pengelolaan Proyek SI - Analisis Penulisan Ilmiah

Analisis “Aplikasi Pencarian Informasi Lokasi Bengkel Sepeda Motor Di Kota Bogor Berbasis Android Menggunakan Framework Phonegap” -      ...