Judul :
Chairul Tanjung si Anak Singkong
Nama Pengarang : Tjahja
Gunawan Diredja
Nama dan Kota Penerbit :
PT Kompas Media Nusantara, Jakarta
Edisi Penerbitan :
Juni 2012
Tebal Buku : xvi + 384 hal.
Kertas : Buram bergambar
Harga
Buku : 650000
B. Pendahuluan
Buku ini mengisahkan penggalan perjalanan
pahit getir dan jatuh bangunnya chairul tanjung dengan kata lain ct jadi
entrepreneur yang meniti usaha dari 0 tanpa sarana dari pemerintah.
Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong”
diluncurkan bertepatan usia Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian
nama panggilannya, adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya
dan memperluas usahanya. Buku setebal 384 halaman yang diterbitkan Penerbit
Buku Kompas (PBK). Biografi Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di
tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, CT mampu melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya,
termasuk CT. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya
dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat
melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.
Awal cerita dari buku ini mengisahkan tentang
suatu moment yang sangat berkesan buat Chairul Tanjung (CT) dimana ia
diberitahukan oleh ibunya bahwa uang kuliah yang telah di berikan kepadanya
adalah uang hasil menjual kain halus. Mengetahui hal tersebut maka ia pun
kemudian bertekad untuk tidak lagi membebankan
ke dua orang tuanya dan akan membiayain diri sendiri kuliahnya di FKG UI
yang saat kejadian itu masih duduk di semester 1.
Cerita ini pun berlanjut melihat masa lalunya yang sebenarnya juga
bukan dari kalangan orang berada, karena sebelumnya mereka sempat mempunyai
beberapa perusahaan percetakan dan showroom mobil. Namun karena tidak setuju
dengan pemerintahan orde baru maka usaha yang mereka jalanin seblumnya pun
menjadi bangkrut, dan mereka pun tinggal di sebuah gang yang bernama gang Abu, Jakarta
Pusat.Tuturnya, pada th. 1970-an, adalah satu diantara lokasi terkumuh di
jakarta. Jalanan tanah, becek, dan banjir saat hujan. Semua tempat tinggal di
lokasi ini adalah tempat tinggal petak kecil, beratap pendek, dinding tambal
sulam, dan tidak ada bangunan bertingkat.
Pada kalimat-kalimat selanjutnya lebih banyak menggembirakan bagi mereka
yang ingin mengetahui bagaimana kisah CT membangun kerajaan bisnisnya, karena
setelah berkisah tentang keluarganya, ia mulai berkisah bagaimana ia memulai
bisnisnya di bawah tangga kampus UI yang waktu itu masih di Salemba
dengan membuka usaha foto copy di kampusnya. Lantas masuk ke bisnis
alat-alat kedokteran gigi buat memenuhi keperluan rekan-rekannya.
Cerita yang ia sampaikan walaupun terkesan melompat-lompat menurut
saya tampaknya banyak moment berkesan yang ingin ia sampaikan pada saat
awal ia membangun karir nya. Moment membangun karir inilah yang kemudian
menjadi salah satu bagian yang cukup banyak dibahas mulai dari bagaimana ia
berhubungan baik dengan para petinggi kampus, sehingga sedikit banyak usahanya
menjadi lancar sampai bagaimana ia membagi waktu diantara belajar sebagai
mahasiswa, memulai bisnis dan kehidupan kesehariannya dimana ia menggambarkan
diri sebagai seorang yang simpel dan mempunyai banyak teman. Bagian selanjutnya
dari buku ini menceritakan proses pengambil alihan Bank Karman yang kini
menjadi Bank Mega yang menjadi titik besar bagi
usahanya, hingga membangun Trans TV, kemudian membeli Tv7 dan mengubah
namanya menjadi Trans 7 dan pembelian saham Carrefour pun ia jelaskan di
buku ini.
C. Kepengarangan
a.
Latar
Belakang
Tjahja Gunawan Diredja dikenal
sebagai wartawan Kompas ia merasa tidak percaya seketika disuruh untuk menulis
buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong yang merupakan biografi dari
Chairul Tanjung. Dan biografi Chairul Tanjung ini baru bisa ditulis setelah dia
berusia 50 tahun. Sementara keberadaan Chairul Tanjung di dunia bisnis sudah
sangatlah lama. Akhirnya pada tahun 2010, Tjahja Gunawan
Diredjamemberanikan diri untuk memulai menulis sebuah kisah perjalanan si Anak
Singkong yang meniti usaha dari nol sampai besar seperti sekarang.
Metode penulisan biografi ini tidak semata-mata wawancara langsung dengan
Chairul Tanjung, tetapi Tjahja Gunawan Diredja mengawalinya dengan
kegiatan survei ke tempat Chairul Tanjung waktu kecil.Kemudian juga
mewawancarai sejumlah teman Chairul Tanjung sewaktu masa SMP, SMA, hingga teman
kuliah di FKG-UI, beberapa pengamat ekonomi, dan narsum/narasumber lainnya.
Tjahja Gunawan Diredja juga tidak sekedar menulis, tetapi ia juga mendapatkan
soul dari setiap kisah perjalanan Si Anak Singkong ini. Tidak
lupa Tjahja Gunawan Diredjajuga mengucapkan terima kasih kepada Pemimpin
Redaksi Kompas Rikard Bangun dan teman-teman di redaksi Kompas yang telah
memberikan kesempatan kepada Tjahja Gunawan Diredja untuk bisa menulis buku ini.
b. Karier Kepenulisan
Bergabung
dengan harian Kompas sejak tahun 1990. Pernah ditugaskan di Bandung, Surabaya,
dan Tangerang. Mendirikan Forum Wartawan Independent (FOWI) di Bandung
c. Karya-karyanya
Karya-karya yang
dihasilkan Tjahja Gunawan Diredja dalam bidang kesastraan tentang penulisan
buku mungkin hanya ini yang pertama, karena Gunawan Diredja merupaka seorang
wartawan jadi hal hasil tulisannya bukan dalam bentuk buku tapi dalam bentuk
berita.
d. Gaya Pengarang
Dalam menulis buku
ini Tjahja Gunawan Diredja menuruti keinginan dari Chairul Tanjung, sementara
gaya bahasa yang disukai Chairul Tanjung adalah gaya sastrawan Ramadhan K.H.
(almarhum). Oleh karena itu, tulisan ini kemudian disusun dengan gaya bahasa
formal, bertutur, dan disertai sikap rendah hati.
D. Keunggulan
Kelebihan buku ini adalah
disusun dengan bahasa yang sederhana, bertutur, disertai sikap rendah hati
sehingga dapat dengan mudah dipahami banyak kalangan. Selain itu kisah yang
disajikan merupakan faktual, penuh motivasi, religius, dan jiwa enterpreuner
yang ada pada sosok CT menbuat buku ini lebih menarik untuk dibaca. Dari setiap kalimat yang ada saya atau anda yang membaca
bahwa melalui buku ini CT ingin mengajak setiap orang yang membaca bukunya
untuk kurang lebih mengikuti jejaknya sebagai pengusaha, karena setidaknya ada
tujuan yang jelas ingin ia sampaikan terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia
yang sedang berkembang pesat ini.
Pada buku
ini tampaknya beliau juga ingin berbagi salah satu filosofi/ideologi yang
menjadi kebanggannya yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN TETAPI KARENA KEMAUAN
DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" .
Hal lain yang
menjadi keunggulan dalam buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung
mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang
di luar sana yang berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya
perjuangan beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya dengan
awal kehidupan dari nol hingga akhirnya menjadi seorang yang sukses sekarang dibidangnya,
E. Kelemahan
Meskipun tampak sempurna namun buku ini mempunyai beberapa kekurangan
tentang mahalnya buku ini dan terlalu tebal sehingga pembaca dari kalangan
menengah ataupun kalangan kebawah enggan membeli buku ini,
dan cetakannya pun hanya menggunakan kertas buram dan tipis yang
muda tersobek dan gambar-gambar yang dibuat tidak terlalu terlihat lebih jelas dan kurang menarik. Seharusnya dengan
harga yang mahal tersebut pembaca bisa mendapatkan buku yang sebanding dan
sepadan dengan harga yang diberikan, dengan kualitas cetakan yang baik,
sehingga gambar-gambar yang ditampilkan akan semakin menambah daya tarik
pembaca.
Buku yang berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong ini bila dibandingkan
dengan buku yang sejenis lainnya lebih menarik dikarenakan isinya yang memberikan
banyak motivasi dalam kehidupan
mengikuti jejak kesuksesan Chairul Tanjung yang dirintis dari nol sampai
besar seperti sekarang.
E. Kesimpulan dan Saran
CT
mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan salah satunya adalah Ibu “bagi
saya ibu adalah segalanya’. CT percaya bahwa surga ada di telapak kaki
Ibu “Bila
kita benar-benar berbakti kepada Ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan
kita gapai di dunia” demikian CT berpendapat.
Dan Dari isi buku ini dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai
kesuksesan memang memerlukan perjuangan yang sangat keras, doa, tawakal dan
sungguh-sungguh dalam menjalaninya. Keridho’n dari orang tua akan mengantarkan
kita pada kesuksesan yang luar biasa.
Sebaiknya untuk menarik minat para pembaca terhadap buku ini, lebih baik
jika cetakannya menggunakan kertas yang berkualitas baik agar hasil cetakannya
bagus, dan gambar-gambar yang ada sedikit diberi warna-warni agar tampak bagus
dan tidak hanya warna hitam saja. Jika
pembaharuan terhadap cetakan itu bisa dilakukan maka harga buku mahal pun tidak
lah bermasalah asalkan setimpal dengan hagar yang udah diterapkan.